Archive for May 2015

MATERI TENTANG SISTEM PERTAHANAN TUBUH BIOLOGI SMA\MA Kelas XI

By : Spell
download versi ppt dari makalah ini dan yang lainnya disini
Sistem pertahanan tubuh
Sistem Saraf
Sistem Reproduksi




BAB 11
SISTEM PERTAHANAN TUBUH

KOMPETENSI DASAR
         Mengaplikasikan pemahaman tentang prinsip-prinsip sistem imunitas untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan kekebalan yang dimilikinya melalui program imunisasi sehingga dapat terjaga proses fisiologi di dalam tubuh.
Menyajikan data jenis-jenis imunisasi (aktif dan pasif) dan jenis penyakit yang dikendalikannya.
TUJUAN PEMBELAJARAN AFEKTIF
             SIswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem pertahanan tubuh.
Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan masyarakat dengan menerapkan prinsip menjaga kesehatan sistem pertahanan tubuh.
Siswa dapat menganalisis suatu kasus di masyarakat tentang penyakit imunodefisiendi AIDS, berdasarkan kajian literatur.
TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF
  • Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh.
  • Siswa dapat memerinci komponen dalam respons imunitas.
  • Siswa dapat menjelaskan mekanisme pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik.
  • Siswa dapat membuat tabel tentang perbedaan pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik.
  • Siswa dapat menjelaskan interaksi antara antigen dan antibodi.
  • Siswa dapat menjelaskan berbagai jenis imunitas berdasarkan kajian literatur.
  • Siswa dapat menunjukkan perbedaan mekanisme respons imunitas humoral dan respons imunitas seluler dengan menggunakan gambar.
  • Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi sistem pertahanan tubuh.

TUJUAN PEMBEJALARAN PSIKOMOTORIK
         Siswa dapat menjelaskan mekanisme respons imunitas humoral dan respons imunitas seluler melalui kegiatan role play (bermain peran).
           Siswa dapat melakukan observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit) untuk menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anak-anak maupun orang dewasa.
siswa dapat menyajikan hasil analisis gangguan sistem pertahanan tubuh melalui media presentasi dan diskusi.

FUNGSI SISTEM PERTAHANAN TUBUH
  • Mempertahankan tubuh dari petogen invasif (dapat masuk ke dalam sel inang).
  • Melindungi tubuh dari agen lingkungan yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan zat kimia.
  • Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cedera.
  • Mengenali dan menghancurkan sel normal.

A. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
        Merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap mencegah serta menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke dalam tubuh.
1. Pertahanan Fisik, Kimia, dan Mekanis terhadap Agen Infeksi
  • Kulit yang sehat dan utuh.
  • Membran mukosa
  • Cairan tubuh yang mengandung zat kimia antimikroba
  • Pembilasan oleh air mata, saliva, dan urine.

2. Fagositosis
     Merupakan garis pertahanan ke-2 bagi tubuh melalui proses penelanan dan pencernaan mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke dalam tubuh.
Dilakukan oleh neutrofil dan makrofag, yang bergerak secara kemotaksis (dipengaruhi oleh zat kimia).
  • Jenis makrofag:
  • Makrofag jaringan ikat (histiosit)
  • Makrofag dan prekursornya (monosit)
  • Sistem makrofag mononukleus


Fagositosis bakteri oleh makrofag
3. Inflamasi (Peradangan)
         Adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera, yang ditandai dengan kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri, dan kehilangan fungsi.
       Tujuannya untuk membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan yang terinfeksi untuk mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang, membersihkan debris, serta mempersiapkan penyembuhan dan perbaikan jaringan.

4. Zat Antimikroba Spesifik yang Diproduksi Tubuh
  • Interferon: protein antivirus yang berfungsi menghalangi multiplikasi virus.
  • Komplemen: protein plasma yang tidak aktif dan dapat diaktifkan oleh berbagai bahan dari antigen.
  • Merupakan sistem kompleks yang memberikan respons imun terhadap antigen yang spesifik, misalnya bakteri, virus, dan toksin yang dianggap asing.


B. Pertahanan Spesifik (Adaptif)
1. Komponen Respons Imunitas Spesifik
  • Antigen, zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam menghasilkan antibodi.
  • Terdiri atas bagian determinan antigen (epitop), yaitu bagian antigen yang membangkitkan respons imun, dan hapten, yaitu molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi antibodi, melainkan harus bergabung dengan carrier yang bermolekul besar.
  • Antibodi, protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut.
  • Merupakan protein plasma yang disebut imunoglobulin (Ig), yang terdiri atas 5 kelas.

  1. IgA, melawan mikroorganisme, banyak terdapat pada zat sekresi seperti keringat, ASI, dan ludah.
  2. IgD, membantu memicu respons imunitas, jumlah sedikit.
  3. IgE, menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lain.
  4. IgG, jumlah paling banyak sekitar 80%. Jumlahnya akan lebih besar setelah pajanan pertama.
  5. IgM, antibodi pertama yang tiba di lokasi infeksi, menetap di pembuluh darah.


Bentuk imunoglobulin (Ig)


Struktur antibodi

2. Interaksi Antibodi dan Antigen
  • Fiksasi komplemen, yaitu aktivasi sistem komplemen  (± protein serum) oleh antibodi. jika terjadi infeksi, protein pertama dalam rangkaian protein komplemen diaktifkan, memicu aktivasi protein-protein berikutnya. Hasilnya adalah virus dan sel-sel patogen mengalami lisis.
  • Netralisasi, terjadi jika antibodi menutup sistem determinan antigen, sehingga antigen menjadi tidak berbahaya.
  • Aglutinasi (penggumpalan), terjadi jika antigen berupa materi partikel.
  • Presipitasi (pengendapan) yaitu pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut dalam cairan tubuh.


Mekanisme pengikatan antibodi ke antigen

3. Jenis Imunitas (Kekebalan Tubuh)

a.  Imunisasi aktif, diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin/patogen sehingga tubuh mampu memproduksi antibodi sendiri.
  • Imunisasi aktif alami: jika seseorang terkena penyakit kemudian sistem imunitas memproduksi antibodi/limfosit khusus.
  • Imunisasi aktif buatan: merupakan hasil vaksinasi. Vaksin adalah patogen yang dilemahkan atau toksin yang telah diubah, yang dapat merangsang imunitas namun tidak menyebabkan penyakit.
b.   Imunisasi pasif, jika antibodi dari satu individu dipindahkan ke individu lain.
  • Imunisasi pasif alami: terjadi melalui pemberian ASI dan saat IgG ibu masuk ke plasenta.
  • Imunisasi pasif buatan: terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang dihasilkan oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu.


4. Sel-Sel yang terlibat dalam Respons Imunitas
a) Sel B (limfosit B)
        Berfungsi membentuk antibodi untuk melawan antigen. Sel B berdiferensiasi menjadi sel plasma (produksi antibodi) dan sel memori (berfungsi dalam respon imunitas sekunder).
b) Sel T (limfosit T)
     Yaitu sel darah putih yang mempu mengenali dan membedakan jenis antigen/petogen spesifik. Saat pengenalan antigen, sel T berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel T efektor (sel T sitotoksik, sel T penolong, dan sel T supresor)
c) Makrofag
     Adalah sel fagosit besar dalam jaringan, berasal dari perkembangan sel darah putih, berfungsi menelan antigen/bakteri untuk dihancurkan secara enzimatik.
d) Sel pembunuh alami (NK=Natural Killer)
       Adalah sekumpulan limfosit non-T dan non-B yang bersifat sitotoksik.

5. Mekanisme Respons Imunitas Humoral (Diperantarai Antibodi)
  • Antigen masuk ke tubuh  dibawa ke limfosit B.
  • Aktivasi limfosit B  proliferasi menghasilkan tiruan sel B.
  • Tiruan sel B berdiferensiasi  sel plasma  sekresi antibodi   dibawa ke lokasi infeksi.
  • Kompleks antigen-antibodi menginaktifkan antigen.
  • Tiruan sel B yang tidak berdiferensiasi meneap di jaringan limfoid dan menjadi sel B memori, yang berfungsi dalam respos imunitas sekunder dika terjadi pajanan antigen yang sama secara berulang.

6. Mekanisme Respons Imunitas Seluler (Diperantarai Sel)

Ekstraseluler (jika antigen dicerna oleh makrofag)
  • Antigen ditelan makrofag. Makrofag mengandung fragmen protein dari antigen.
  • Makrofag membentuk MHC II dan dibawa ke permukaan makrofag.
  • MHC II membawa peptida antigen ke permukaan, menyebabkan sel T penolong mengaktifasi makrofag untuk menghancurkan antigen yang ditelan.

Intraseluler (jika antigen menginfeksi sel)
  • Antigen megninfeksi sel tubuh sehingga mengandung fragmen protein antigen.
  • Sel tubuh membentuk MHC I, membawa fragmen protein ke permukaan sel, menyebabkan sel sitotoksik teraktivasi dan berdiferensiasi menjadi sel pembunuh aktif yang akan menghancurkan sel yang terinfeksi.


Respons imunitas humoral dan imunitas seluler

III. FAKTOR YANG MEMENGARUHI SISTEM PERTAHANAN TUBUH
  • Genetik (keturunan)
  • Fisiologis
  • Stress
  • Usia
  • Hormon
  • Olahraga
  • Tidur
  • Nutrisi
  • Pajanan zat berbahaya
  • Racun tubuh
  • Penggunaan obat-obatan

IV. GANGGUAN SISTEM PERTAHANAN TUBUH
  • Hipersensitivitas (Alergi), adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen yang pernah dipajankan sebelumnya. Terjadi pada beberapa orang saja dan tidak terlalu membahayakan tubuh.
  • Penyakit Autoimun, adalah kegagalan sistem imunitas untuk membadakan sel tubuh dengan sel inang sehingga sistem imunitas menyerang sel tubuh sendiri.
  • Imunodefisiensi, adalh kondisi menurunnya keefektifan sistem imunitas atau ketidakmampuan sistem imunitas untuk merespon antigen. Contoh: defisiensi imun kongenital dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

Contoh Makalah Tentang Tumbuhan Generatif dan Tumbuhan Vegetatif

By : Spell
TUMBUHAN GENERATIF DAN TUMBUHAN VEGETATIF
D
I
S
U
S
U
N

O
L
E
H

NAMA                           :         BASRIYANTO
NIS                                :         6 0 4 3
KELAS                          :         IX F
MATA PELAJARAN    :         Keterampilan Tani

Tumbuhan berkembang biak dengan dua cara , yaitu dengan cara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif adalah perkembangbiakan melalui bagian tumbuhan itu sendiri, sedangkan perkembangbiakan generative adalah perkembangbiakan melalui penyerbukan.
Berikut adalah penjelasan dari tumbuhan yang berkembang biak dengan cara vegetatif maupun generatif

A.    GENERATIF






Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan adalah perkembangbiakan melalui biji. Biji adalah bagian dari buah.Perkembangbiakan ini dapat dilakukan oleh manusia, serangga, dan angin. Hasil pembiakan ini bisa sama dengan induknya, bisa juga berbeda. Oleh karena itu, hasil perkembangbiakan ini diperoleh tanaman baru dengan bermacam-macam jenisnya.

B.     VEGETATIF
Perkembangbiakan vegetatif terbagi dua, yaitu perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif buatan.

1.    Perkembangbiakan vegetatif alami adalah perkembangbiakan secara tidak kawin pada tumbuhan yang terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia. Perkembangbiakan vegetatif alami dimulai dari tumbuhnya tunas pada bagian tumbuhan. Tunas selanjutnya akan menjadi tanaman baru. Pada umumnya, tunas tumbuh pada ruas batang, ketiak daun, ujung akar, dan tepi daun. Macam-macam perkembangbiakan vegetatif alami, antara lain menggunakan umbi lapis, umbi batang, umbi akar,akar tinggal, geragih, tunas, tunas adventif.

a.       Umbi lapis

Umbi lapis merupakan pelepah daun yang berlapis-lapis. Pada bagian atas umbi lapis tumbuh daun, sedangkan pada bagian bawah umbi lapis terdiri dari cakram dan akar serabut. Contoh tumbuhan yang memiliki umbi lapis, antara lain bawang merah, bawang putih, bunga bakung, dan bunga tulip.

b.     
Umbi akar



Umbi akar adalah akar yang membesar berisi cadangan makanan. Jika umbi ini ditanam bersama dengan pangkal batang maka akan tumbuh tunas. Tunas tersebut merupakan tumbuhan baru. Contoh tumbuhan yang memiliki umbi akar, antara lain dahlia, wortel, lobak, dan singkong.

c.       Geragih
Geragih atau stolon adalah batang yang tumbuh mendatar di permukaan tanah. Tumbuhan baru dimulai dengan kuncup ujung yang menyentuh tanah, kemudian membelok ke atas. Pada bagian yang menyentuh tanah akan tumbuh tunas yang berakar dan berdaun. Tunas-tunas itu tumbuh menjalar dan tidak tergantung lagi pada induknya, tetapi masih tetap berhubungan. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan cara geragih adalah antanan, arbei, rumput teki, dan strowberi.
d.      Tunas rumpun

Tunas rumpun adalah tunas tumbuh dekat induknya. Tunas ini tidak tergantung pada induknya. Walaupun induknya ditebang, tunas ini akan tumbuh terus. Tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas, antara lain pisang, bambu, dan tebu.


e.       Tunas adventif
Perhatikan gambar di samping! Tumbuhan seperti tampak pada gambar di samping berkembang biak dengan tunas adventif. Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh tidak di ujung batang dan ketiak daun. Tunas ini tumbuh di bagian tumbuhan yang biasanya tidak bertunas, seperti pada bagian daun dan akar. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas adventif adalah cocor bebek, sukun, cemara, dan kersen/talok.


2.    Perkembangbiakan vegetatif buatan adalah perkembangbiakan secara tidak kawin pada tumbuhan yang sengaja di lakukan oleh manusia atau
dengan bantuan manusia, Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, cepat berbuah, dan menyerupai induknya. Macam-macam perkembangbiakan vegetatif buatan, antara lain mencangkok, menempel (okulasi), menyambung/mengenten, stek, dan merunduk.


a.       Mencangkok
Mencangkok adalah memperbanyak tumbuhan dengan cara memotong dahan tumbuhan induknya. Tumbuhan yang dapat dicangkok adalah tumbuhan dikotil atau biji berkeping dua, misalnya jeruk, jambu, mangga, rambutan,durian, dan sebagainya.


b.      Menempel (okulasi)

Okulasi atau menempel adalah menempelkan mata tunas dari dua tanaman yang sejenis, tetapi berbeda sifat misalnya mangga manalagi dengan mangga arum manis. Pada dasarnya tujuan okulasi atau menempel sama dengan tujuan mengenten atau menyambung, yaitu menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki gabungan sifat unggul.

c.       Menyambung/mengenteng
Menyambung atau mengenten adalah menggabungkan batang bawah dan batang atas dua tanaman yang sejenis. Tujuan menyambung adalah menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul. Perhatikan contoh berikut!


Misalnya, ada dua tanaman mangga. Tanaman mangga pertama berakar kuat tetapi buahnya asam, sedangkan tanaman mangga kedua berakar lemah tetapi buahnya sangat manis. Untuk memperoleh pohon mangga
yang berakar kuat dan berbuah manis, maka batang bawah dari tanaman mangga berakar kuat disambungkan dengan batang atas tanaman mangga yang berbuah manis.
d.      Stek
Menyetek adalah memperbanyak tumbuhan dengan menancapkan atau menanam potongan-potongan batang tumbuhan induknya. Tumbuhan yang dapat distek antara lain ketela pohon, tebu, mawar, melati, dan kangkung. Selain stek batang dikenal pula stek daun dan stek pucuk. Tumbuhan yang dapat diperbanyak dengan stek pucuk antara lain teh dan anak nakal (teh-tehan). Sedangkan tumbuhan yag diperbanyak dengan stek daun antara lain begonia dan sanseviera.


e.       Merunduk
Merunduk adalah memperbanyak tumbuhan dengan cara merundukan batang atau cabang ke tanah sehingga tumbuh akar. Setelah akarnya banyak cabang yang berhubungan dengan tumbuhan induk induk dipotong. Tumbuhan yang biasa dikembangbiakan antara lain alamanda, anyelir, apel, selada air, anggur dan sebagainya.

Perkembangbiakan vegetatif buatan pada tumbuhan memberikan keuntungan dan kerugian.
Berikut beberapa keuntungan dan kerugian vegetatif buatan.
a.       Sifat tumbuhan baru sama persis dengan sifat tumbuhan induknya. Jika tumbuhan unggul maka tumbuhan baru pun akan bersifat unggul.
b.      Cepat memberikan hasil jika dibandingkan dengan ditanam dengan bijinya.
Sedangkan kerugian vegetatif buatan adalah sebagai berikut.
a.       Tumbuhan yang diperbanyak secara vegetatif buatan tidak memiliki akar tunggang sehingga mudah tumbang.
b.      Perkembangbiakan vegetatif buatan menghasilkan sedikit keturunan atau tumbuhan baru.
c.       Merusak tumbuhan induk.


- Copyright © DataSpell Archives - - Powered by Blogger - Designed by -